Luar biasa! Itulah satu kata yang bisa diucapkan saat acara
Syawalan Pemuda Demokrat Daerah Istimewa Yogyakarta pada hari Sabtu tanggal 8
September 2012 di rumah Wihan Padmanto,
SE, Kwarasan Sleman.
Betapa tidak, suatu persatuan yang pada tahun 1998 bak
sarang lebah ditebas habis, bahkan yang
tadinya bersahabat menjadi saling bermusuhan dan tak kenal lagi, tetapi pada
hari ini “lebah-lebah” tersebut berkumpul kembali saling berjabat erat. Cukup
menyentuh.
Saat ini, tidak ada lagi kata aku atau kamu, yang ada hanya
kita. Ada kekuatan yang menyatukan, meskipun di luar ini masing-masing kita
punya komunitas dan kepentingan lain. Dan saat kita kembali ke rumah Pemuda
Demokrat berbagai kepentingan-kepentingan tidak timbul.
Kaitannya dengan situasi terkini, saat ini kita sudah
dikapling-kapling sehingga kita tak berwenang mengatur milik kita sendiri. Lalu
apa arti kata merdeka yang setiap tahun kita peringati? Kita mati-matian
menentang UU Sisdiknas. Mau jadi apa
generasi kita jika anak-anak kita dididik dengan cara-cara negara lain?
Itulah sedikit tulisan tentang hikmah syawalan yang bisa
dipetik dengan tausyiah Yos Sutiyoso dan Bitus Iswanto. Hendaknya jangan sampai
kita bisa dipisahkan hanya karena kepentingan sesaat.